Popular Posts
-
Usaha Menyapa Kita: Semakin Berubah : Kenapa selalu ada Yang masih juga Harus kau tanyakan.... Engkau adalah...yang utama bagiku Bukan so...
-
benark😙ah sepotong Roti menghilangkan laparnya Sambil mengulir jemarinya Mengikuti satu arah Diteguk isinya Ia menantikan satu jawa...
-
Ikut jalur Tidak ngelantur Tanpa perlu nyebur Ikut semua bibir akur Cocok baru mau membaur Alangkah semudah orang mendengkur Membiarka...
-
Isinya yang Pasti spesial Walau tak tampak Lezat Juga nikmat Empuk ditambah Kekenyalan hmmmm. Manis Lembut Mengandung Sedikit rasa gurih.
-
Topi Daun : Pertempuran sengit Dibayangkan wajahnya Merunduk mencari aman Berada di samping teman Seperjuangan .... Desing peluru tidak pula...
-
Ada gerai sebelum ujung jalan Nampak berkemas usai petang Sejenak kami berbelok ke sana Mendapatkan beberapa kotak Sebagai tambahan teman...
-
Sesering apa kita ikut terlarut dalam perbincangan, mulai dari yang cuma mendengar , menonton dan tidak jarang masuk lalu nimbrung melewati...
-
Kabar burung pernah terngiang oleh belia perangai digambar orang sebagaimana budia Namun tetap saja ia berusaha ceria Puncak penglihatannya ...
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
About
Kontrak tidak dibuat
Ini bukan rumah tinggal
AtauCerita bicara tentang sebuah kontrakkan
Yang sering disediakan oleh banyak orang
Juga dicari oleh bakal para penghuninya
Ini hanya tentang ia
Yang terbiarkan ada
Saat malam membagikan
Cerita-cerita dari masa lalu
Yang turun temurun dikisah
Para penghuni wilayah tanpa lelah
Dikejar pergantian hari yang seakan-akan
dapat merebut cerita milik mereka sendiri....
yang lain
sebagai pendatang
turut mendengar di sana
bagaimana cerita itu memang ada
namun tidak masuk di dalam minatnya
mendengarnya sebagai suara angin lalu saja
dengan tetap meneruskan kecintaannya sendiri......
sepertinya itu penting
melihat dengan caranya
sebagai pendatang yang tahu
mengambil sikap tanpa membeban diri
memusingkan akan hal-hal yang betul...
atau sungguh-sungguh tidak dimengerti
setidaknya berhemat tanpa menguras energi....
sebuah cara menganggap seperti angin lalu
yang ternyata tidak semudah begitu....
hingga semua berlalu.... sungguh terlalu haruskah begitu?
Monolog Fiktif Seekor Babi di Pantai
Di tengah pesona pantai yang sepi, seekor babi berdiri sambil menatap lautan yang berkilauan, pikirannya melayang jauh....
"Ah, pantai ini... sejuk dan tenang, jauh dari kerumunan yang selalu memburuku. Di sini, aku bisa melupakan semuanya. Namun, mengapa bayang-bayang itu tak mau pergi? Teringat beberapa waktu lalu, saat keceriaanku tiba-tiba berubah menjadi ketakutan yang mencekam. Mereka menyebutku babi ngepet, pencuri uang masyarakat, seolah hanya karena aku melintasi sampah-sampah di perkampungan mencari umbi dan daun segar. Tidakkah mereka tahu bahwa aku hanya makhluk yang berjuang untuk hidup?
Musim kering ini terasa begitu menyiksa. Dari satu tempat ke tempat lain, aku mencari makanan, tapi hanya mendapatkan sisa-sisa yang tak layak. Ketika melompati tas kecil yang sudah robek, suara teriakan itu mengejutkanku. "Tangkap dia! Babi ngepet!" Muncul segerombolan warga, penuh semangat, tapi semangat yang salah. Mereka tidak melihatku sebagai makhluk hidup, tetapi sebagai monster yang harus diusir."
Suara ombak bergulung-gulung memecah kesunyian, seakan menggambarkan perasaanku yang tertekan.
"Lautan, oh lautan, engkau yang tak pernah memburu seperti mereka. Di sini, aku ingin mengadu. Kenapa kenyataan hidupku harus sesulit ini? Semua yang aku lakukan hanyalah untuk bertahan hidup. Namun, ketika aku berlari, hatiku bergetar. Terasa pahit saat menyadari bahwa cara pandang mereka hanya bisa menghakimiku dengan stigma dan kebencian."
Sambil menatap ombak yang berdebur, ia merenung, mencari harapan di tengah kesedihan.
"Di antara suara ombak yang tak henti-hentinya, aku berharap suatu saat mereka bisa mengerti. Mengerti bahwa aku bukan monster. Aku hanya seekor babi, berjuang dalam dunia yang keras ini. Dan mungkin, suatu ketika, aku bisa menemukan tempat yang aman, di mana tak ada lagi teriakan yang mengejarku, dan aku bisa hidup damai, tanpa ketakutan."
Babi itu meratapi takdirnya dengan tatapan kosong, sementara lautan terus bernyanyi, menjawab ketidakpastian hidupnya dengan melodi abadi.
====