Popular Posts

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

About

 

benarkšŸ˜™ah sepotong 
Roti menghilangkan laparnya 
Sambil mengulir jemarinya 
Mengikuti satu arah 
Diteguk isinya 
Ia menantikan satu jawaban 

Kalau yang ditanya
Tidak segera memberi jawaban
Tegukan demi tegukan
Sang penanti dipastikan 
Dapat menghabiskan semua isi 

Ulam tiba tidak dipucuk -pucuk amat 
Bahkan terhitung masih berada 
Pada bagian pangkalnya 
Menyebut juga membenarkan 
Bahwa hilang memang betul
Walaupun itu tidak berarti 
Sama dengan mengenyangkannya...

Ulir itu berbalik arah 
Suaranya mendesing merdu 
Seperti siulan bernada 
Tinggi ...
Menutup apa yang pernah 
Dibuka sebelumnya...

teruntuk yang menyimpan tanya.....

Yang ...harapan tetap ada 

Kelak engkau datang lagi 

Sebagaimana Engkau adanya

Karena Engkau yang paling diminati 


Salah tidak untuk dicari -cari 

Tiada pula untuk menyudutkan

Apalagi menempatkan dengan derajat 

Mengatakan apa adanya bentuk dan tujuan 

Pulas dalamnya menidurkan perbedaan k3nangan silam 

Selain munculnya yang baru dan lebih baik 


Gagal bukan jadi intinya cerita 

Derita dan kenangan pahit atau kekalahan

Yang pernah kita alami 

Biarkan saja sebagai anak tangga 

Untuk bisa kita lewati bukan untuk diratapi

Apalagi jadi utamanya tujuan terjauh hingga terbesar ...


Masuk  dalam sepinya pembaringan 

Walau melihat tiada lagi s3kawanan penyangganya...

Lapisan demi lapisan penerawangan ada kenampakan tiada peretasan menorehkan bagaimana senyatanya b3ntuk hidupnya di dalam sana mengudap sembarang saji tanpa dengan tajamnya gigi...


#^@$%^#R@#@$!@#@+!

Sengkarut digambar oleh tangan yang salah 

Demikian konyol ilmuwan jelas mengaku lantang tentang.dirinya bukan seniman 

Mencoba memamerkan bagaimana sebuah lukisan 

Tak lebih hanya mengaduk aneka bahan 

Juga dengan aneka warna 

Lalu menumpahkannya 

Di depan semua yang tidak diyakini 

Dapat percaya akan hasilnya 

Lalu dengam bangga dan lantangnya...

Bertanya 

"Indah bukan?"

Oo 

Ia pergi tanpa menanti 

Satu pun

Tanggapan yang muncul .



Kabar burung pernah terngiang oleh belia

perangai digambar orang sebagaimana budia

Namun tetap saja ia berusaha ceria

Puncak penglihatannya menggunakan deria

Kenyataan itu sebagian orang menganggap semua itu tak lebih dari fantasia

Tanpa kecocokan apalagi sebuah harmonia

Mengapa dengan bangganya ia dianggap beride inersia

Mungkinkah belum pernah membuat dan menengok lagi goresannya dalam journalia

Walau ia sangat tahu semua itu tanpa kriteria

Luluh ria tiada lain karena kembalinya semua hak dan keadaan pada semua wajah dalam satu bentuk yakni keadaan gembira sekali

Maksia entah milik siapa telah rapi Dan cantik terbungkus tiada tampak oleh mata biasa sebagai suatu kejahatan besar atau YANG dibesar-besarkan para pemasam ruang dengar 

Manipulasi beralas halusnya sutera telah tidak dikenali sebagai perbuatan termasuk kecurangan

Ini gerusan dari kegilaan, kegemaran yang berlebihan oleh yang melekatkan semua hingga sudah jadi mania

Masihkah kerinduan akan masa lampau memiliki murahnya juga mudahnya suasana tenang dalam indahnya nostalgia...

Ini pun hanya opini yang tiada lain bagian pendapat juga pandangan kalangan sebagian bukan keseluruhan...partisanship 

Partisipasi diganti oleh keikutsertaan tangan -tangan yang tidak lekat sembarang mudah dikenali begitu saja tanpa membukakan cara baru orang melihat 

Sebuah periferia menjadi lebih elegan jauh dari sekedar membiarkan daerah pinggiran dengan sentuhan baru dan berkelanjutan hingga tiada henti wilayah itu terus menerus menjadi sebutan

Seperti saat prioritas dipertanyakan ketika kepadatan keingintahuan mengurung intinya jawab datang sebagai pilihan hal yang lebih penting

Jurus untuk raksia telah berbatas pada yang terbaik meskipun segala macam cara tiada lain untul penjagaan keadaan bersama 

Siapa lagi yang mau percaya simbolisia yang pernah dibuat masa lampau pemilik buyut yang dibayangkan punya permukaan kulit keriput juga semua tetap bersifat lambang dan ada taut untuk apa yang dapat disebut 

Saling menggenggam tangan mengulur sapa suara hati pujangga negeri menelisik intinya mimpi kecil utophia akan tetap utuh dimilikinya pertiwi dalam keadaan yang tetap sempurna dalam indah cara pandang dan laku lewati ketidakseimbangan yang pernah mengguncang getar suaranya, pernah membawanya seolah parau dan tersendat bahkan pernah terhenti.. juga dalam linang tanya memandang gusarnya wajah -.wajah penghuni tidak dimengerti oleh para pengabdi yang terus berbangga diri.

Cerita lama katanya..., bila ketidakadilan dibagikan kepada rerumputan yang bergoyang, sementara lumut -lumut dan bebatuan mendapat adikia dalam cerita mitos, lalu apa yang salah dengan semua itu?

Langkah biopsi kasat dan tidak kasat menjawab semua keraguan akan asal usul semua pemutarbalikan yang membingungkan itu: Namun cinta yang tulus masih menimbang dalam harus atau akankah pengambilan jaringan pada sebujur daging itu menceritakan tubuh untuk pemeriksaan dengan mendengarkan suaranya tanpa bersandar padanya yang mampu menalar hal langka untuk kebanyakan manusia berselera?

Ya keadaan waktu itu menjadi miris mengenang berapa banyak anak yang telah menjadi yatim piatu: dulu memang masa lalu, sering tiada penting dan terlupakan oleh mereka yang penting memilih memutuskan hal dianggapnya lebih sangat update dan penting... dan bukan yang terpenting apa .. karena pernah lupa berenang menuju pulau miliknya s3ndiri.


: disp. priv

Ikut jalur 

Tidak ngelantur 

Tanpa perlu nyebur 

Ikut semua bibir akur 

Cocok baru mau membaur 

Alangkah semudah orang mendengkur 

Membiarkan sebanyak hitungan sedulur 

Semua tempat disini dan disitu selalu mujur

Bila  semua perjalanam jadinya tetap teratur

Mana saja walau seolah akan melangkah kabur

Juga bentuk asli yang sudah dibayang kepastian ukur 

Hingga yang disua hanya tak lebih dari keadaan takabur

Kebesaran dan banyak pilihan terbang beraneka warna mencari ukuran nyanyian tekukur sebagai yang dianggap termanjur.

Sambil memandang nyiur yang melambai -lambai ditiup angin seperti dalam lagu penghibur, tepi pantai ini adalah saksi kasmarannya jiwa yang meronta pada pesona nyanyian angin malam itu.. hingga terlahir nyanyian baru buatmu