Popular Posts
-
Yang ...harapan tetap ada Kelak engkau datang lagi Sebagaimana Engkau adanya Karena Engkau yang paling diminati Salah tidak untuk dicari ...
-
Bersenang-senang dipinggir laut Bahan yang disuka oleh banyak orang selfi dalam banyak pose juga bersama dengan pasir mainan juga berlat...
-
Asal kamu tahu, bahwa semua yang terangkai dalam maksud hati ini tiada lain menangkap ketidakpastian yang melayang-layang sepanjang fajar m...
-
Aku manusia biasa Jangan sembarangan jika engkau akan menceburkan kedalam samudra luas.... Dengan kedalaman dan ombak dasyat Aku bukan manu...
-
Telah kupahami maksudnya Ia ingin memanjakanku Disiapkan rupa macam Perabot berkelas highest..... Speak istimewa Sofa bagian tengah El...
-
betul sekali menemukan maunya ternyata beda banget dengan yang langsung sudah siap di atas meja kental hingga mengkristalnya tetesan k...
-
Tidak bermaksud mengingkari Apalagi mengakui keseluruhan Sebagai milik sendiri... Memang itu darinya Terdengar mudah, sebagian masih suli...
-
Monolog Fiktif Seekor Babi di Pantai Di tengah pesona pantai yang sepi, seekor babi berdiri sambil menatap lautan yang berkilauan, pikiran...
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
About
Menjadi siapa ...
Atau
Untuk siapa....
Dalam sendiri wajah itu
Membiarkan dirinya larut
Suasana itu bukan miliknya
Mungkin juga bukan milikku
Kesana dan tidak berpikir
Akan dua penanya yang mengawal
Ia yang diselimuti warna seragam berkabut
Atau ia yang membagi kerenyahan suara
Mendekat seolah sebagai penyambut
Pun telah mengarahkan wajah tanpa cemberut
Seakan telah dengan semua tubuh dan pandangan bersama telah menaut
Sebagaimana gaung pengarah punya debut, seolah-olah runtut hingga semua seturut..
Hanya ia yang masih menyisa, akan bedanya kisah baru, sebuah babak lain jauh dari budi dan fantasi arus dan gelombang informasi yang mengalir di setiap sudut ruang pendatang...
Manis cerita dalam bara dan terik, baur melebur, bukan derita telah turut mencebur,
Menjadi pengalas lukisan penghias, pelengkap dirapatkan mencampur kebaruan bungkus menyekat setiap arang yang telah berubah warna kian cerah...
Ia kemari, bukan untuk dihindari ;
Ia sampaikan banyak hal bukan kebetulan,
Ia telah meluangkan...
Banyak hal dan segala macam kepentingan,
Katanya tidak terlalu penting saat ini untuk dipikirkan, perjumpaan ini sudah cukup berarti menjadi sebuah balasan, menghantar pada terindahnya keadaan...
Lewat tengah hari, usai mengisi perut dengan berjalan santai aku akan kembali ke kantor. Kulihat seorang wanita berumur berjalan agak berat menuju ke sebuah halte.
"Selamat siang, Bu" kuhampiri dari belakang menuju sampingnya.
"Oh.. ngagetin nenek aja, udah! Nenek udah makan siang baru aja, sepertinya tidak jauh dari mejamu" dengan ramah ia menjawab.
"Nenek ini mau ke halte, atau mau belanja? Ke halte depan itu ya? " aku mencoba buka obrolan dengam beliau.
"Oh... nggak kok nak, nenek cuma mau ke halte itu!" Nenek itu menegaskan arahnya, sementara seorang pemuda yang berjalan tidak jauh di depan kita menoleh kebelakang.
"Itu cucu nenek, kami berangkat bareng tapi mama-papanya lagi ketemu partnernya di sana tadi, jadi dia nganter nenek mau ketemu teman lama, kira-kira lima menitan naik bus dari sini. Kalau kamu mau kemana nak?" semakin ramah nenek ini ternyata suka ngobrol.
"Saya mau kembali ke kantor Nek, ini cuma istirahat makan siang" kujawab dengan tetap tangannya membiarkan menggandeng tanganku.
"Dulu mama dia saya ajari untuk sering bawa bekal sendiri, biar hemat juga sehat; kamu gak tertarik untuk coba begitu? Tampak keibuan ia memberi nasehat tidak langsung kepadaku juga.
"Biasanya juga begitu, Nek; Cuma tadi bangunnya kesiangan" jawabku sambil tertawa juga menghargai idenya.
Sang cucu tampak tidak sabar berjalan dengan neneknya yang lambat, dengan sekali-kali menoleh ke belakang."Dia memang begitu kalau suruh nganter nenek, sering gak sabaran" komentar nenek yang melirik ekspresi cucunya.
"Trimakasih sudah nemenin nenek jalan ya, ini udah sampai!" sapanya ketika sudah sampai halte.
"Sama-sama nek, sekalian jalan kok Nek, say masih kira-kira lima puluh meter lagi, Ne, bye Nek...!"
Kami berpisah dan sang cucu sempat memberikan sedikit seenyum tanpa sepatah kata pun.
💁
...
Sedang sama sama duduk
Kedua pasang mata itu mengalihkan pandangan
Semula pada masing-masing gawainya
Tidak lama berselang matanya sudah menampakkan kelelahan, wajahnya menggambarkan sama-sama kebosanan
"Sedang nunggu juga?" Satu pria yang lebih tampak dewasa memulai sapanya...
"Ia ini kak postingan teman yang katanya mau ditambahin belum muncul-muncul" dengan masih agak malas menjawab akhirnya obrolan dimulai juga.
"Oh kirain lagi nunggu pesanan makanan yang unik di sini?" Timpal pria itu sambil membenahi kursi kayu yang didudukinya.
"Iya juga sih Kak, soalnya ada temen cerita trus bikin penasaran mau ikutan coba, itu tadi udah pesen beberapa bungkus".
"Wah gak nyangka doyan juga ya, padahal itu makanan bahannya udah lama dan kering bahkan berjamur, warnanya juga udah gak menarik loh Dik?" Pria itu masih mencoba obrolan menggoda minat dan seleranya.
....
"Gapa Kak, $iapa tahu cocok dilidah dan nagih, oooh itu pas udah beres, ..oohhh pas juga postingan dia muncul Kak! Aku duluan ya Kak!"
"Ok , selamat menikmati,moga cocok Dik"
"Oh iya Kak, kapan - kapan mampir , kerjaku diujung jalan ini, aku lagi magang di kantor pemasaran itu, bilang aja Eliun gitu"
Dengan lambaian ramah pria itu mengangguk dan melambaikan tangannya.
....
Ada komen terbersit rasa haru masih terngiang akan kedua kesempatan obrolan dengannya.. ...dalam bahasa mirip Indonesia memiliki konteksnya akan arti yang lebih utuh Ini menggambarkan perasaan yang mudah tersentuh atau tergerak secara emosional. Dengan kedatangan dan obrolan itu menunjukkan perasaan simpati atau belas kasihan terhadap seseorang atau sesuatu. Iba: Ini juga menunjukkan perasaan simpati atau belas kasihan, sering kali disertai dengan keinginan untuk membantu. Tergerak: Kata ini menggambarkan perasaan yang timbul akibat sesuatu yang menyentuh hati. Sedih: dalam bebera pa konteks, haru bisa disamakan dengan sedih, karena perasaan yang muncul bisa serupa. Selain itu, kata "haru" juga dapat digunakan dalam frasa "haru biru", yang memiliki arti yang berbeda. "Haru biru" berarti: Kerusuhan: Ini menggambarkan situasi yang kacau atau tidak teratur. Keributan: Ini menunjukkan adanya gangguan atau kekacauan. Kekacauan: Ini menggambarkan keadaan yang tidak teratur atau berantakan. Huru-hara: Ini menunjukkan adanya kerusuhan atau kekacauan
To summarize information quickly, follow these strategies: