Popular Posts

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

About


Dalam usaha yang sangat cerdik 

Ia lincah mengecilkankan bentuk 

Kusuka caranya membentuk 

Dengan sangat mudah dan cepat 

Tahu nggak tujuannya?

Aku menggelengkan kepala saja 

Sambil mbantunya menyusun 

Ditempat lain yang disiapkan....

Lalu ia mengangkat yang besar 

Kemudian ia bertanya lagi 

"You nggak habis kan ukuran ini?"

"Ha ha ha, head nggak lah sebesar itu!"

Ia terus lincah memotong dan memotong sambil mengangguk - angguk mengiyakan ukuran yang ditunjukkan.

"Dengan lumuran bumbu sejumlah ini dan terbatas waktu kita memasak, maka tidak akan ia matang hingga meresap dan enaknya pasti beda , karena tidak sampai dalam"

Api panggangan itu memanggil-manggil 

Baranya telah semakin tampak memerah 

Tinggal menaiikkan ini semua sesaat lagi....


"Ada yang kurang!"

Ia mengajakku berlari keluar.

Tidak lebih dari seratus meter Kami sudah tiba do bawah pohon rindang.

"Itu dia "

Lalu aku memunguti buah-buah yang sudah terjatuh itu. Keranjang kecil yang dibawanya sudah terisi setengah lebih.

"Cukup" kita pulang.

Merasa penasaran aku bertanya kenapa tidak ambil yang masih berbentuk bagus yang berada di pohon.

"Ini buah asam, yang akan kita gunakan untuk bumbu masakan kita, juga nanti kita bisa buat minuman.yang ini sudah sangat baik dan lebih baik daripada yang masih di pohon itu."

Lalu kuikuti saja ia yang bergegas kembali me dapur. Sambil melangkahkan kaki mengikutinya terpikir olehku betapa luarbiasanya alam yang sudah memberi kemudahan, bahkan memilihkan yang terbaik. Hal yang baru aku sadari saat mulai belajar memasak dengannya.

Kekurangan yang dapat dilengkapi dengan melangkahkan kaki sedikit menambahkan bumbu yang ternyata walau cuma satu tambahan tetap memberi ilmu tambahan yang bermakna.




Yang enak bikin nambah 

Bikin lagi sudah lumrah 

Yang enak disukai

Yang tidak dijauhi 

Bahkan dihindari

Terkadang juga dibuang 


Itukan umum bukan formula 

Rahasia resep dimana ada 

Orang di sana suka memberi 

Macam cara untuk siapa.....


Mengulang yang enak 

Mencipta yang sedap 

Menyantap yang lezat 

Dan siapalah  mendekat 

Kecap bersama semua yang nikmat.

Jangan puma takut kehabisan 

Bikin lagi kita bersama-sana.


 

Saat mereka bilang 

"Pas banget...!"

Tak diragukan tambahan lain 

"Mantap bro....!"

Ini luar biasa membuatnya 

Meluncurkan macam sebut...

Tanpa terhitung...

"Gila abis....!

"Mantul sana sini....!

Hingga sulit ditulis...

Menjadi sebuah kata 

Intinya...

Kira - kira seperti ingin teriak 

Jangan dirantai 

Apalagi dipasung gila yang ini....



Kuah yang hangat

Mengalir sudah melewati

Lidah hingga ke lambungnya

Seteguk teh hangat yang wangi

Menyusul sesaat lirik matanya tertuju

Pada puding yang masih menggiurkannya

Oh iya...

Senyumnya lalu ditebar

Pada penghuni dan teman paginya

Pagi yang baik ......

tulus atau basa basi tak begitu dipentingkan

Lontarannya memastikan yang lain

merasakan hal yang sama

emang harus sama....

sok tahu.......

ada yang ingin berceletuk.....










 

 


Singkat cerita dapat kaubuat
Sekedar mengatakan,
Ia yang dulu bukanlah 
Ia yang sekarang 
Apa yang dibilang orang sebagai 
Pribadi yang posesif tiada lain sebagai bagian 
Yang pernah harus dilewati pada fasenya....

Tiada nampak kini dalam sepak terjang juga dalam tutur kata sebagaimana dijadikan bahan cemooh...,
Tiada dapat dipungkir terkadang justru sejumlah para pencemooh yang tanpa disadari dirinya pun memiliki hal hal itu lebih menonjol, 

Apakah menurutmu mereka memiliki emosi yang stabil, atau menjadi tenang dalam mengutarakan maksudnya.
Bilakah memunculkan nuansa iri atau semacam kemburuan dalam kata penyanggahannya akan realita yang berlansung;
Cukupkah apa yang dicari seputar kesalahan atau kekurangan agar pihak lain ditempatkan pada bagian yang salah tanpa sedikit pun penyeimbang...
Dalam posisi terus mengawasi atau yang berkata sebatas kebetulan juga menunjukkan kadar itu,
Pancaindra miliknya seolah hanya diperuntukkan mendapatkan kecocokan pengumpul lawan, atau kutub dengan pasangan berlawanan, walau magnit tidak demikian karenanya; sebaliknya saling mengikat dan menarik.

Tidak demikian dengn mereka yang seolah tidak membiarkan kebaikan dimiliki orang yang tidak disukannya ketika itu....


Jika ia datang, mereka berbicara banyak akan kedatangnya.
Kalau kamu datang tidak akan luput pembicaraan tentang kedatanganmu,
Kesengajaan atau tidak isi pembicaraannya seperti perubahan yang tidak dengan sengaja ingin mereka ketahui.