Popular Posts
-
Yang ...harapan tetap ada Kelak engkau datang lagi Sebagaimana Engkau adanya Karena Engkau yang paling diminati Salah tidak untuk dicari ...
-
Bersenang-senang dipinggir laut Bahan yang disuka oleh banyak orang selfi dalam banyak pose juga bersama dengan pasir mainan juga berlat...
-
Asal kamu tahu, bahwa semua yang terangkai dalam maksud hati ini tiada lain menangkap ketidakpastian yang melayang-layang sepanjang fajar m...
-
Aku manusia biasa Jangan sembarangan jika engkau akan menceburkan kedalam samudra luas.... Dengan kedalaman dan ombak dasyat Aku bukan manu...
-
Telah kupahami maksudnya Ia ingin memanjakanku Disiapkan rupa macam Perabot berkelas highest..... Speak istimewa Sofa bagian tengah El...
-
betul sekali menemukan maunya ternyata beda banget dengan yang langsung sudah siap di atas meja kental hingga mengkristalnya tetesan k...
-
Tidak bermaksud mengingkari Apalagi mengakui keseluruhan Sebagai milik sendiri... Memang itu darinya Terdengar mudah, sebagian masih suli...
-
Monolog Fiktif Seekor Babi di Pantai Di tengah pesona pantai yang sepi, seekor babi berdiri sambil menatap lautan yang berkilauan, pikiran...
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
About
Blog Archive
-
▼
2021
(154)
-
▼
October
(39)
- bahan bakar
- pasangan
- Judulnya
- Trus Ganti
- Alas Halus
- Memilih Alas
- Tempat tidur rotan
- Tempat tidur empuk
- Roll Transitions Pack
- Bella Ciao || La Casa De Papel || cover
- Tempat tidur bambu
- tempat tidur besi
- tidur
- bikin enak
- Alas Sintetis
- Episode
- sebagaimana ia
- instan tinopel
- akan berisi
- EMpuk
- Seperti Perangkap
- Dipilihkan....
- Melongok
- Parodikah itu?
- ARA U POS NALAr
- Total
- Mencuci
- Kepiting
- Neuralink, Ambisi Melahirkan Manusia Super dengan ...
- Polina prepares pancakes for breakfast
- Don't worry U nek Ora Komanan
- Terjalin
- tertegun
- Itu Jauh Guys
- Tertimbun
- Ikan Kecil
- Potong Potong
- Bumbu
- Bikin Lagi
-
▼
October
(39)
"Ada yang kurang!"
Ia mengajakku berlari keluar.
Tidak lebih dari seratus meter Kami sudah tiba do bawah pohon rindang.
"Itu dia "
Lalu aku memunguti buah-buah yang sudah terjatuh itu. Keranjang kecil yang dibawanya sudah terisi setengah lebih.
"Cukup" kita pulang.
Merasa penasaran aku bertanya kenapa tidak ambil yang masih berbentuk bagus yang berada di pohon.
"Ini buah asam, yang akan kita gunakan untuk bumbu masakan kita, juga nanti kita bisa buat minuman.yang ini sudah sangat baik dan lebih baik daripada yang masih di pohon itu."
Lalu kuikuti saja ia yang bergegas kembali me dapur. Sambil melangkahkan kaki mengikutinya terpikir olehku betapa luarbiasanya alam yang sudah memberi kemudahan, bahkan memilihkan yang terbaik. Hal yang baru aku sadari saat mulai belajar memasak dengannya.
Kekurangan yang dapat dilengkapi dengan melangkahkan kaki sedikit menambahkan bumbu yang ternyata walau cuma satu tambahan tetap memberi ilmu tambahan yang bermakna.
0 Comments:
Post a Comment