Popular Posts

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

About

Selang beberapa menit, nada panggilan diarak gelombang menuju pranala miliknya sendiri 

Belahan berharga jauh mendekatkan kisah cinta dan patriotik ke ketelinga kecil ... terdengar suara ajakan teman untuk rehat... menuju tempat bermainnya imaginasi bocah kecil 

Kami seketika terangkat memasuki kesadaran, kereta berlagu itu menari hanya dengan satu dua koin yang dimasukkan, sebagai pemantik tanpa tombol bertulis harga yang harus dibayar bos pendamping dan nyonya besar ;

Akan jarak tempuh, luput dari keinginan pemilik dan pemakai menempatkan terpentingnya eja,

Diriku melihat...

Dirimu melihat...

Mereka pun tahu.

Tempuh kendaraan itu bukan pada sebuah tempat baru, wahana itu menarik ruang pemikiran dan membangun bentuk kenangan akan ia yang ditempatkan,

Yang masih sangat jauh,  siapa yang akan membawa kita ke sana , kedewasaan telah menemukan ruang baginya, 

Sejatinya semua telah tersedia diawal, selain kita punya tenaga, menyatukan tekat dan langkah yang cuma dibilang omong kosong,

Pada waktunya mereka yang tidak menyadari dirinya sebagai penghisap sumberdaya, dan pembangun narasi pelemah tiada lebih dari kenampakkannya juga serupa sapi ompong, tidak ada lagi... kawat-kawat bekel berlapis emas hingga berlian yang murni melekat pada gigi-gigi miliknya#😂

"Ini aja ...? Kasir  memastikan sambil memegang sebungkus agar kepada pelanggan  di depannya.

"Ya.. itu aja, yang tidak perlu dikunyah...? Pelanggan tua itu tertawa dan lalu menutup mulutnya. Disusul pula senyum  dan ketawa kecil kasir manis dan pelanggan yang lain.

Dia bertanya pada kekasihnya 

Sepeda disandarkannya buat mendengar 

Kamu tahu itu, jawaban dinantinya 

Mencoret enam item belanja 

Bertanya lagi ia dengan mengulang;

Adakah perasaanmu berubah dipenghujung tahun ini?

Kurang buat itu semua jawaban

Tuangkanlah ditempat yang kau suka 

Itu akan akan sangat berarti 

Betarti untuk banyak keputusan lain yang lebih baik 

Ia mengerti kualitas dambaannya bukan didapat dengan berdiam...

Seperti cinta yang dihidupi buat kekasih yang lama dinantinya ..

Kasir cantik tersenyum,

Mengerti akan peristiwa yang berlangsung, bukan di mesin transaksinya...


Dengan pucuk-pucuk daun teh yang kini telah mewarna dan mengharumkan cangkir mungil,

Tersenyum mengeja tanyamu untuk kesekian kali tanyamu masih menggelitik hati,

Tentang apa yang akan engkau bawa sebagai buah tangan Dan tanda cinta,

Walau tiada terbukanya tanyamu langsung dari ujung ke ujung kisah yang kau bagikan waktu itu,

Meniti mata hingga ke hati tanpa berlari menggapai maksud dan pengertian sebagai lemparan terjauh menautkan pilihan,

Tidak perlu memberatkan dengan menyelipkan buku tebal yang kau ceritakan meskipun banyak berisi kejutan tentang kisah dari karya-karya monumental tempat itu....,

Tidak usah menambah beban bawaan dengan memborong koleksi boneka-boneka cantik dari tempat yang jauh itu,

Jangan pula membelanjakan segala macam pakaian seksi yang akan membuat berat karena berbagai alat tak mungkin kau serahkan begitu saja kepada setiap kerabat atau teman dekat saat mereka pun kini sedang harus cepat merapat,

Meniti mata hingga ke hati tanpa berlari menggapai maksud dan pengertian sebagai lemparan terjauh menautkan pilihan,

Tidak perlu memberatkan dengan menyelipkan buku tebal yang kau ceritakan meskipun banyak berisi kejutan tentang kisah dari karya-karya monumental tempat itu....,

Tidak usah menambah beban bawaan dengan memborong koleksi boneka-boneka cantik dari tempat yang jauh itu,

Jangan pula membelanjakan segala macam pakaian seksi yang akan membuat berat karena berbagai alat tak mungkin kau serahkan begitu saja kepada setiap kerabat atau teman dekat saat mereka pun kini sedang harus cepat merapat,


Lalu yang kupinta buatmu tiada lain adalah kelancaranmu hingga sampai sesuai rencana, begitu saja sementara jika ingin tahu saat ini akan apa yang kuharap...

Duduk sesaat usai lewati 

Muda mudi ramai berbaris

Gigi tetap  , permen karet 


Setengah  empat itu belum gelap

CapeA, k spontan jadi tersadar 

Jam mengingatkan sepesan menu 

Agar malam tetap. Terisi..

Lalu mengapa 

Kau berikan minuman sekental dahak yang katamu bisa usir haus, ogah!

Memandangnya  tidak  ubahnya melihat semburan liur ^O^    


@@@ siang ini adalah siangnya
tanpa perlu sedikit bukti buatmu 
kubawa cerita tentang seekor kutu 
Ia yang menghinggapi ekor kuda liar 
lancang larinya kencang 
berdaya menerjang licinya jurang
demi apa dipertanyakan 
menjadikan tunggang langgang 
andaikan terbersit hasrat mengejar ...
tidak baginya 
tidak bagia dia yang berada 
ditengah rimbun ekornya...
kemana saja arah larinya 
kesana ia juga tetap berada 
tiada perlu baginya 
menghitung kecepatan 
pembawa dirinya....
🐎🐽🐪🐖☘🐡🐚🦄




 

 

Harga sudah dipandang pas
Tidak lama lalu ia bergegas
Terlalu kecil jika dengan satu alas
Sebagai cara membuang rasa malas 
Maunya menancapkan tujuan di tempat harga berkelas 
Sebuah dari bermacamnya tujuan yang pernah  dibahas 
Tahu akan sSulitnya mencari cara mengejar waktu...
Lalu ketika pagi telah membangunkannya juga seraya memberikan hal lain hingga membuka bahwa tidak hanya satu jalan yang pantas buat dilalui, untuk sampai kesana, hal kecil ini bagai membuatnya menghirup angin segar yang dapat menembus pagar kebuntuan cara....
😗
Seiring berjalannya semua bagian demi bagian langkah....
Perhitungan akan besaran tenaga kuda yang nyata dibutuhkan
kembali dipertanyakan dalam benaknya... beberapa kali
Apa yang diajukan itu seperti bertanya, terkadang seperti meminta
Pena yang terselip ditelinganya sesegera diambil, hingga tanpa berlama lagi
ditandainya dengan beberapa centang juga beberapa silang dan tidak kurang bentuk lain seolah ia menanda akan satu hal demi hal lainnya dengan tanda-tanda agar membuatnya mengingat, memudahkan bagaimana ia ingin mengingat akan semua bagian itu....

Tekstur yang telah mencuat pada masa seperti ini bagi setiap mata bertatap telah semakin mengundang giur.... Bagian terkeras telah tercerabut sebagian demi sebagian sampai tiada luput yang terhalus pun telah turut, ketika pilihan menarik dirinya telah tiba memasuki dalamnya rimba hati tanpa nafsu dan bara akan menyulut, membiarkan dinginya setiap kedatangan hembusan menggerayangi seluruh permukaan tiada sekat kecuali sisa halusnya bulu tanpa arti lagi menyelimuti setiap bagian tubuhnya....

Seolah seutuhnya telah lembut dan memudah untuk dipagut memenuhkan ronta lambung liar menyanyi girang memandang termudahnya menggapai mangsa, kenyal dan manis gurihnya akan tambahan sinyal amisnya telah semudah digapai tanpa perlawanan tatkala ujung tertajam pagaran dirinya telah dipatahkan lewat waktu yang telah lama mengajar dalam pelarian panjangnya, tiada yang dapat dia tunggangi untuk berlari kecuali ranting terjauh menurut dirinya sebagai jurus tersisa ruang sembunyi tanpa mampu mengerti perubahan yang akan terjadi lagi....

Apa yang dapat dirasa kini tiada lagi sama, jangkau pemandangan tiada daya berbanding dengan penguasa waskita langit berpranala semakin tanpa batas mengenduskan telisik disemua sudut rimba sunyi ini, semua seolah tetap berada disana diam bersamanya, ruang menyempitkan geraknya mendapatkan apa pun yang tergapai gerakan kecil sebatas membasahi permukaan dan ruang cernanya,

Semua keutuhan bentuk tidak muncul seketika, ia telah lampaui kesekian kali untuk dirinya juga pendahulunya tanpa memanjangkan risau diri juga dambanya seluruh penghuni, tanpa mengerti keadaan demikian kecuali ketika ia telah kembali pada...

...

Ketika pertanda kehidupan masih mengelilingi, apa yang baginya merisaukan karena lewati arus tanpa hitungan barisan yang membangkai telah pula membuatnya tetap bertahan,.. memandang segala bergantinya pemburu jaman penuh pemutakhiran kini ia yang dipertanyakan keadaan setelah menghilangnya warna legam dirinya sebagai tameng lintas setiap savana dan sangar belukar hingga rawa-rawa ....  salah satu sudut rentang perantauannya tempatnya menggali sangat dalam menyimpan amarahnya terbesar dengan telah diremukkan dalam kepingan-kepingan  terkecil terangkut sebagai rapatnya muatan ditumbuhi jubalan muslihat para pembawa berlumur kuat tameng lumpur yang telah mengeras, ini tiada dalam duganya terendus atas nama kebetulan ..

Olahan pengalih tidak membuatnya berpaling dari kenyataan itu, ia memilih tanpa sepatah kata menghempaskan diri meninggi semakin jauh merasakan lengkap tumbuhnya kelebatan setiap jengkal lahan yang telah terwariskan dinampakkan kembali ketika ia membuka mata pada letak tertingginya kepakan sepasang kebanggaan miliknya dapat berada sebagaimana ia tetap memiliki arti keperkasaan yang telah disematkan.