Popular Posts
-
Usaha Menyapa Kita: Semakin Berubah : Kenapa selalu ada Yang masih juga Harus kau tanyakan.... Engkau adalah...yang utama bagiku Bukan so...
-
Monolog Fiktif Seekor Babi di Pantai Di tengah pesona pantai yang sepi, seekor babi berdiri sambil menatap lautan yang berkilauan, pikiran...
-
Wilayah yang pernah menjadi privat bagiku dalam menilaimu kulewati dan kuteriakkan karena saking sebelnya melihat dirimu yang semakin nyembe...
-
" Kurang Genap " Untuk menjadi jumlah utuh Yang lamanya disebut dua tahun Tidak berwujud karena alasan Jumlah hitungan hari Yang ...
-
Bersenang-senang dipinggir laut Bahan yang disuka oleh banyak orang selfi dalam banyak pose juga bersama dengan pasir mainan juga berlat...
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
About
Ini pernah menjadi pilihanku
Untuk sampai ke sana
Sadar akan adanya
Yang tidak menginginkan
Aku datang menghampirinya
Walau untuk sebuah tujuan
Yang dianggap kecil saja
Sekedar menyapa ata bertanya
Ini bukan menjadi cara
Agar membuatnya tersadar
atau juga jadi terusik
apalagi semakin terganggu
Mendatanginya dalam mimpinya
mungkin akan membuat
semuanya lebih sederhana
dipahami dengan caranya
Tiada masalah
bila ia menutup atau membuka
pintu tempatnya berada
Bukan pula halangan
apakah dia menjawab atau tidak
pertanyaan sederhana itu
yang ditujukan padanya
karena kutelah punya
cara mendengarkan jawabannya
yang belum sempat terucap.....
@ku tahu
ketika menertawakan
mereka tertawa dengan keraguan
tersirat tanya untuk apa semua itu
mungkinkah bisa laku?
bila saja diucapkan
jualah yang orang butuhkan aja!
itu kan cuma konsepsi
semua orang juga punya!
@ndai dapat didengar....
bahkan ada yang ikutan
dari belakangnya turut bersuara
jual aja kontrasepsi!!!!
tiada disangka
Oleh semua yang ada
Tidak jauh dari mereka
seorang nenek yang sedang tenang
Duduk dibawah pohon
seolah mampu menjawab keraguan dengan tenangnya,
"Kalau ya udah ndak butuh itu to!? mending terasi!"
Lalu semua...☺🤗😍 sulit untuk terdiam.
Mikir dulu
Begitu saja
Singkat dan padat
Jika jawaban yang ditunggu
Bagaimana tidak
Jika dengan busana seperti ini
Aneh bagi mereka akan melihat
Bukan tempat juga dianggap asing
Sebagai pendatang baru
Aku ini tahu apa ....
Apalagi ikut campur
Atau nimbrung atasan
Belum juga maju...
Cemooh udah puas
Dibikin semua dengar
Maklum kata mereka
Senior yang coba menenangkan
Yang melihat selimut gelar
Orang terdepan bikin mendongak terus....
Anggukan mengiyakan, mungkin juga begitu
"Industri kita bukan pakaian tradisional, Bro! Yang tradisional aja bisa bikin inovasi Dan kreasi lebih, kita harusnya lebih luas... ".
Sepertinya ia senior yang selalu dibatasi buat bikin yang lebih, atau tidak pernah mendapat dukungan.... pendatang batu yang lain juga saling berpandangan... mencoba menangkap keadaan yang sebenarnya....
Bel jam dinding mengingatkan akan waktu makan siang yang hampir tiba....
bertanya padanya...
keinginan hanya satu
kala itu.....
mendapatkan jawaban
tiada hal lain yang dapat kulakukan pada saat mulai memasuki tempatnya, bahkan kusadari sejak detik awal menginjakkan kaki di beranda miliknya,....
debaran yang ada di dada adalah diluar dugaaan sebelumnya, bila digambarkan kecepatannya bagai lagu terhingar yang cepat menghentak bernada tinggi membangunkan semua yang tertidur....
andai masih ada, yang tertidur....
namun paseban itu tidak memungkinkan membuat orang melakukan hal serupa,
wajah ketidaksabaran akan apa yang dapat dilakukan
menjadi yang muncul pada bagian depan wajah setiap pemilik...
kendati banyak terkeruknya cerita pada bagian ini
betapa tidak dapat kucari tahu bagaimana bisa
semua itu bagai tidak sampai satu menit
ya satu menit di sana seolah telah berada bagai bergantinya tahun....
seperti hanya sepengusapan jari-jari ini pada pipi
ketika kugambarkan dentan tara keinginan menuang waktu
mereka kekusaman wajah menjadi kilauan sapa dengan senyuman ceria
apa itu...?
yang telah berlalu itu... tetap berlalu
tanpa mereka pun sempat tahu
tentang apa yang dibawanya semua padamu....
mereka semua telah menjinjing semua jawaban tanpa mengerti
bahkan apa yang sebenarnya dicari...
Seusai teerdengan selamat sore....
Semua baru tersadar
Bahwa mereka telah bersama
Dalam kurun yang ringan
Sejak pagi hingga sore
Tanpa ada yang sadar....
Karena siapa lagi
Kalau bukan ia
Sang penyuluh kocak
Meleburkan semua yang datang
Dipatri oleh gelitik caranya mikir
Gaya yang tidak cukup dikata eksentrik
Lantang suara seraya tak butuh pengeras
Sebut saja tutor yang jadi teman terunik bagi mereka
Singkat kata semua puas
Bukan karena jadi mengerti semata
Tapi tahu cara menikmati suasana bersama
Apalagi suasana yang sangat gembira
Terimakasih spontan langsung mengalir
Kalaupun tidak ada yang mengharuskannya....
Ballroom yang digunakan seandainya bisa pun
Akan berterima kasih pada penyuluh nyeleneh demikian.