Popular Posts

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

About

Mengapa ia berada di sana 

Lihat ia! Berdiam diantaranya...

Nanti atau kapan ia akan beranjak

Dari tempat itu menuju suatu tempat terbaiknya...

Mungkin tidak di hutan asalnya 

Mungkin juga tidak diranting pohon terbesar yang tumbuh di dalamnya ;

Tempat ia dapat membangun sarang untuk generasi penerusnya ;

Tiada akan keluar alasan yang terucap darinya,mengerti akan semua hutan moyangnya kini telah ditumbuhi pohon-pohon tinggi sekeras batu dan berlampu pada malam hari...

Ia bahkan memilih tempat dimana banyak orang tiada berhenti mencari segala macam pemenuh hasrat dengan segala alasan maslahat sampai aurat sering tidak terpisah dalam lingkaran tempat yang telah menjadi senawat.πŸ‘₯πŸ’‹






Asal kamu tahu, bahwa semua yang terangkai dalam maksud hati ini tiada lain menangkap ketidakpastian yang melayang-layang sepanjang fajar menyingsing, bagai ingin merebut tempatnya sang kabut mencumbu dinginnya awal hari itu, agar sedikit dimengerti ketika ia berhenti; atau setidaknya membiarkan mata yang berkeinginan sempat buat mengeja akan macam apa engkau sebagai obyek dari belahan tempat entah berantah, tanpa mau berbicara apalagi berbantah dengan keadaan yang mungkin bagimu kau pandang statis.

Pernah ada sebagian kepala konon mencoba menganggapmu tidak lebih sebagai bagian pengancam jenjang laju lahan-lahan terbaiknya yang telah ditempuhnya berpuluh tahun hingga memutuskan menjauh karena tiada perlu atau penting lagi dengan adamu yang telah didatangkan oleh para pemikir semu namun seolah-olah telah menginjak-injak masanya.

Sebagaian wajah ingin memberikan senyuman, senyuman paling manis yang dapat dibuatnya dalam keadaan seperti ini, senyuman yang ingin mengatakan bahwasanya ia masih berdaya menyaksikan semua itu, meskipun tidak tampak lagi seperti saat-saat alam itu belum kedatangan mereka yang sangat menganggap dirinya sebagai penguasa sebuah jaman biarpun tidak dengan mengacungkan yang dimilikinya sebagai sebuah gaman yang memiliki kedigdayaan sebagaiman mereka para lakon ternama dikisah dalam banyak babak.






Wilayah yang pernah menjadi privat bagiku dalam menilaimu kulewati dan kuteriakkan karena saking sebelnya melihat dirimu yang semakin nyembelin. Ini bukan sekedar karena sebenarnya kamu berutang padaku, tapi lebih pada cara ngomongmu yang seenak jidat, kayak bos tanpa tanding, kagak pernah atau bisa salah aja; ketus nadanya runcing kata-katamu, seolah gak mau denger kalau kita punya masalah, kamu enak tinggal ngomong setiap punya mau karena urusan duit udah kaya gak mikir lagi kaya kita yang cuma bertahan buat makan harian, angsur ini itu tiap bulan; siapa temen juga anak buahyang gak sebel hingga lihat kamu semakin nyebelin.

Namun dibalik itu semua sebenarnya bersama jalannya waktu, secara pribadi mau tidak mau mengenali dirimu tidak seperti itu adanya, juga mereka yang telah merasa terbantu juga terbentuk dalam membangun pribadi hingga mengembangkan usahanya masing-masing. Mungkin dua puluh jari-jari kaki dan tangan tidak cukup menyimpul pandangan tentangmu yang tanpa sadar telah memberikan pengaruh baik dalam perubahan.


Oh, Nayanganmu, engkau adalah puncak dari segala paradoks, bukan? Kau adalah guru yang mengajarkan kita tentang kebijaksanaan melalui teka-teki yang tak pernah terpecahkan. Kau seperti buku petunjuk yang hilang halaman pentingnya, memberi kita arah tanpa tujuan yang jelas. Betapa 'beruntungnya' kita memiliki sosok seperti kau, yang memberikan jawaban yang lebih membingungkan daripada pertanyaan itu sendiri. Kau adalah pahlawan tanpa jubah, yang menyelamatkan kita dari kepastian dan mendorong kita ke dalam lautan keraguan. Terima kasih, Nayanganmu, atas semua 'kejelasan' yang kau berikan, yang membuat kita tersenyum dalam kebingungan. Sungguh, tanpa kau, hidup ini pasti terlalu mudah untuk dijalani.


Ah, membangun, tindakan yang penuh dengan harapan dan mimpi, bukan? Kita mendirikan fondasi dengan visi yang jelas, namun paradoksnya, semakin tinggi kita membangun, semakin dalam pula keraguan yang kita gali. Kita berbicara tentang kemajuan, sambil tersenyum lebar di atas pasir yang bergeser. Kita mengejar efisiensi, namun dengan setiap pintasan yang kita ambil, kita semakin jauh dari keaslian. Dan oh, kolaborasi, tarian indah antara pikiran, di mana setiap langkah bersama seharusnya membawa harmoni. Namun, dalam irama yang kita ciptakan, seringkali kita menemukan diri kita berdansa sendirian, di tengah kerumunan yang tak peduli. Sungguh, paradoks membangun ini adalah sebuah sinfoni yang rumit, di mana setiap nada yang terangkat tinggi sebenarnya adalah bisikan halus dari kehampaan yang mengejek kita. Kita merayakan pencapaian, namun dalam setiap tepuk tangan, ada gema kesendirian yang menertawakan ironi kita sendiri. Kita membangun, oh ya, kita membangun - monumen-monumen megah untuk ketidakpastian kita.


Pertumbuhan pribadi, sebuah perjalanan yang tak pernah berakhir. Ia bagaikan sebuah simfoni yang tak pernah selesai, di mana setiap nada adalah langkah kita menuju kebijaksanaan. Kita dianjurkan untuk 'menjadi versi terbaik dari diri kita', namun sering kali, kita menemukan diri kita terjebak dalam tarian yang sama, hanya dengan musik yang berbeda. Kita berupaya untuk berkembang, untuk mengembangkan akar dan cabang kita lebih luas dan dalam, namun kadang-kadang, kita merasa seperti pohon yang berdiri tegar namun tidak pernah benar-benar tumbuh. Oh, betapa paradoksnya! Kita memadati pikiran kita dengan seminar-seminar pengembangan diri, mengisi hari-hari kita dengan kata-kata motivasi, namun masih merasa haus akan pencapaian. Pertumbuhan pribadi, kau adalah labirin yang penuh dengan jalan buntu dan pintu tersembunyi, di mana setiap penemuan diri adalah sebuah lelucon yang membuat kita tertawa atas ketidaktahuan kita sendiri. Dan pada akhirnya, kita semua adalah murid dalam kelas kehidupan ini, di mana pelajaran yang paling berharga sering kali datang dari kesalahan yang kita buat.

Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas berbagai tutorial dan sharing pengalaman juga motivasi. Pengetahuan dan pengalaman yang Anda bagikan telah memberikan banyak pencerahan dan inspirasi bagi saya.

Saya sangat terkesan dengan berbagai tutorial dan sharing pengalaman juga motivasi dalam sesi-sesi live dan colaborasi. Hal ini telah membuka mata saya untuk tidak mudah putus asa dan mudah menghakimi orang lain.

Saya yakin bahwa berbagai tutorial dan sharing pengalaman juga motivasi hingga tips dan trik anda tidak hanya bermanfaat bagi saya, tetapi juga bagi banyak orang di luar sana. Oleh karena itu, saya harap Anda seperti tidak pernah lelah, dan semoga  seperti terus membagikan konten-konten serupa, mengadakan workshop, dll. yang jelas-jelas memberi manfaat bagi banyak orang.

Sekali lagi, terima kasih banyak atas keterbukaan hati anda melalui karya-karya anda. Saya yakin bahwa Anda akan terus menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.



Note πŸ‘πŸ‘Œ:

Mindset and Success Principles:

  1. Pentingnya menetapkan tujuan (Importance of setting goals)
  2. Berpikir positif (Positive thinking)
  3. Kerja keras dan pantang menyerah (Hard work and perseverance)
  4. Kepercayaan diri (Self-confidence)
  5. Belajar dari kesalahan (Learning from mistakes)
  6. Disiplin dan fokus (Discipline and focus)
  7. Keluar dari zona nyaman (Stepping outside your comfort zone)
  8. Belajar terus menerus (Lifelong learning)

Business and Entrepreneurship:

  1. Membangun visi dan misi perusahaan (Building a company vision and mission)
  2. Strategi pemasaran yang efektif (Effective marketing strategies)
  3. Manajemen keuangan yang baik (Good financial management)
  4. Membangun tim yang solid (Building a strong team)
  5. Kepemimpinan yang inspiratif (Inspirational leadership)
  6. Pentingnya inovasi (Importance of innovation)
  7. Peluang dan tantangan dalam berbisnis (Opportunities and challenges in business)
Personal Growth and Development:
  1. Pentingnya menjaga kesehatan (Importance of maintaining health)
  2. Manajemen waktu yang efektif (Effective time management)
  3. Menjalin hubungan yang baik (Building good relationships)
  4. Pentingnya keseimbangan hidup (Importance of work-life balance)
  5. Memberi kembali kepada masyarakat (Giving back to society)
  6. Menemukan passion dan tujuan hidup (Finding your passion and life purpose)
  7. Menikmati perjalanan hidup (Enjoying the journey of life)




Tidak bermaksud mengingkari 

Apalagi mengakui keseluruhan 

Sebagai milik sendiri...

Memang itu darinya 

Terdengar mudah, sebagian masih sulit menirukan...

Apalagi mengerti maksud yang sebenarnya dari ungkapan itu 

Datang tiba -tiba, 

Belum senpat ditanya apa -apa 

Apalagi sampai tanya mengapa..

Tentu tidak mungkin 

Berani begitu saja 

Memberitahu dan mengartikan 

Kepada sembarang orang 

"amarga natΓ© dadi panggonan..."


Diri ini bukan ahli banyak hal 

Apalagi sampai mengaku ahli budaya 

Ahli bahasa ahli sejarah dan ahli-ahli yang lain seperti yang bermunculan di media ... karena memang sudah dipercaya 

Biarlah sementara menunggu saja, seperti menunggu batang kayu itu menumbuhkan daun-daun lagi......

Kedengarannya itu lebih mudah.



Yang ...harapan tetap ada 

Kelak engkau datang lagi 

Sebagaimana Engkau adanya

Karena Engkau yang paling diminati 


Salah tidak untuk dicari -cari 

Tiada pula untuk menyudutkan

Apalagi menempatkan dengan derajat 

Mengatakan apa adanya bentuk dan tujuan 

Pulas dalamnya menidurkan perbedaan k3nangan silam 

Selain munculnya yang baru dan lebih baik 


Gagal bukan jadi intinya cerita 

Derita dan kenangan pahit atau kekalahan

Yang pernah kita alami 

Biarkan saja sebagai anak tangga 

Untuk bisa kita lewati bukan untuk diratapi

Apalagi jadi utamanya tujuan terjauh hingga terbesar ...


Masuk  dalam sepinya pembaringan 

Walau melihat tiada lagi s3kawanan penyangganya...

Lapisan demi lapisan penerawangan ada kenampakan tiada peretasan menorehkan bagaimana senyatanya b3ntuk hidupnya di dalam sana mengudap sembarang saji tanpa dengan tajamnya gigi...


#^@$%^#R@#@$!@#@+!

Sengkarut digambar oleh tangan yang salah 

Demikian konyol ilmuwan jelas mengaku lantang tentang.dirinya bukan seniman 

Mencoba memamerkan bagaimana sebuah lukisan 

Tak lebih hanya mengaduk aneka bahan 

Juga dengan aneka warna 

Lalu menumpahkannya 

Di depan semua yang tidak diyakini 

Dapat percaya akan hasilnya 

Lalu dengam bangga dan lantangnya...

Bertanya 

"Indah bukan?"

Oo 

Ia pergi tanpa menanti 

Satu pun

Tanggapan yang muncul .



Padamu jua sang pelantun 

pujaan ....

Kusandarkan sepahan tenaga...

Yang tiada mampu mereka harap lagi 

Bila larutan mimpi ini pun telah tertawan 

Seperti ketiadaan sandiwara berlagu lagi...

Para pelayan silih berganti 

Datang dan pergi mendekati 

Bicara dengan sepenuh hati 

Tidak bicara sampai harga mati 

Selain menawarkan argumen 

yang katanya bagian inti...

Tanpa permainan yang pasti 

Bikin lama orang menanti

Untuk lakukan bermacam puja bakti 

Di relung kidung bermendung masih sesuka hati...

Untuk apa kata kebebasan itu hanya jadi simpanan jika tiada dihidupi arti... lagi?

Tampilannya wagu ditambah lugu

Legit manisnya karena gula 

Pontang -panting tiada henti 

Di dalam rumah abah rebah

SeTidaknya ada yang tambah 



Katanya apa adanya 

Sesendok gula ditambahkannya 

Untuk sebuah rasa bagai maunya 

Untuk tidak ingin menentang logika 

Katanya arus pikiran orang milik semua

Walau demikian wangsit itu baginya ada 

Sama aja batu besar yang tidak tergoyahkan 

Tetap disana tiada tampak apa isi di dalamnya 

dan sedalam apa dasarnya berada....

Kelakarnya juga boleh dinamai omong kosong ,

Tiada sedikit akan mengusik sang pemilik kantong...