Popular Posts
-
Usaha Menyapa Kita: Semakin Berubah : Kenapa selalu ada Yang masih juga Harus kau tanyakan.... Engkau adalah...yang utama bagiku Bukan so...
-
benark😙ah sepotong Roti menghilangkan laparnya Sambil mengulir jemarinya Mengikuti satu arah Diteguk isinya Ia menantikan satu jawa...
-
Ikut jalur Tidak ngelantur Tanpa perlu nyebur Ikut semua bibir akur Cocok baru mau membaur Alangkah semudah orang mendengkur Membiarka...
-
Isinya yang Pasti spesial Walau tak tampak Lezat Juga nikmat Empuk ditambah Kekenyalan hmmmm. Manis Lembut Mengandung Sedikit rasa gurih.
-
Topi Daun : Pertempuran sengit Dibayangkan wajahnya Merunduk mencari aman Berada di samping teman Seperjuangan .... Desing peluru tidak pula...
-
Ada gerai sebelum ujung jalan Nampak berkemas usai petang Sejenak kami berbelok ke sana Mendapatkan beberapa kotak Sebagai tambahan teman...
-
Sesering apa kita ikut terlarut dalam perbincangan, mulai dari yang cuma mendengar , menonton dan tidak jarang masuk lalu nimbrung melewati...
-
Kabar burung pernah terngiang oleh belia perangai digambar orang sebagaimana budia Namun tetap saja ia berusaha ceria Puncak penglihatannya ...
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
About
Blog Archive
-
▼
2022
(26)
-
►
February
(9)
- THINK and SPEAK in English: your daily routine
- The Best
- ENGLISH SPEECH | The Best SPEECHES ever (English S...
- ENGLISH SPEECH | The Best SPEECHES ever (English S...
- (Reading Practice (Improve your pronunciation in E...
- MERDEKA BELAJAR eps 16: Akselerasi dan Peningkatan...
- AURORA - It Happened Quiet (Audio)
- [沒有廣告] 宮崎駿動畫歌曲 - 超級精選, 天空之城, 龍貓, 哈爾移動城堡, 千與千尋, 風之谷...
- Kicau Tegar Belantara Kata: Sebatas Cara Saja
-
►
February
(9)
Ketika tangannya dijulurkan
Terjulur pula tanggapan banyak orang
Namun ia tidak lantas bagai terbang
Melayang tinggi diawang-awang
Apa lagi setelah banyak yang mengatakan
Karena uluran tangannya
Sekarang sudah penantian banyak orang
Tanpa ada yang perlu menghitung
Apakah kedua tangan
Atau hanya satu tangan
Yang menyambungkan arti dan maksud
Mereka mengelukan sang pujaan hatinya....
Kulihat di dalam
Pada waktu mata sedang tertutup
Sudah tidak terang
Untuk menggambarkan cahaya
Yang datang
Mata lain melihat
Tangan yang mampu
Memindahkan suatu isi
Dengan tenaganya sendiri
Ringan dan mudah
Seperti layaknya sebuah buku
Tidak menjadi penting apabila
Berisi sejarah atau hanya sebuah fiksi
Mendekami setumpuk cerita di dalamnya
Telah menghangatkan dirinya
Disela dirinya mengirup bebasnya udara....
Sebebas tanganya menggali banyak kisah
Menemukan serial atau sekeping pesan
Yang baginya menggambarkan
Keagungan Dan keadaban budi
Yang dipilih orang membagikan...
Sekian jauh cara pandang
Cinta menggandeng dan menuntun hingga membuka cakrawala berpikir
... multi dimensi menerima dan mengelola energi semesta demi harmoni hidup....
Kontrak tidak dibuat
Ini bukan rumah tinggal
AtauCerita bicara tentang sebuah kontrakkan
Yang sering disediakan oleh banyak orang
Juga dicari oleh bakal para penghuninya
Ini hanya tentang ia
Yang terbiarkan ada
Saat malam membagikan
Cerita-cerita dari masa lalu
Yang turun temurun dikisah
Para penghuni wilayah tanpa lelah
Dikejar pergantian hari yang seakan-akan
dapat merebut cerita milik mereka sendiri....
yang lain
sebagai pendatang
turut mendengar di sana
bagaimana cerita itu memang ada
namun tidak masuk di dalam minatnya
mendengarnya sebagai suara angin lalu saja
dengan tetap meneruskan kecintaannya sendiri......
sepertinya itu penting
melihat dengan caranya
sebagai pendatang yang tahu
mengambil sikap tanpa membeban diri
memusingkan akan hal-hal yang betul...
atau sungguh-sungguh tidak dimengerti
setidaknya berhemat tanpa menguras energi....
sebuah cara menganggap seperti angin lalu
yang ternyata tidak semudah begitu....
hingga semua berlalu.... sungguh terlalu haruskah begitu?
Monolog Fiktif Seekor Babi di Pantai
Di tengah pesona pantai yang sepi, seekor babi berdiri sambil menatap lautan yang berkilauan, pikirannya melayang jauh....
"Ah, pantai ini... sejuk dan tenang, jauh dari kerumunan yang selalu memburuku. Di sini, aku bisa melupakan semuanya. Namun, mengapa bayang-bayang itu tak mau pergi? Teringat beberapa waktu lalu, saat keceriaanku tiba-tiba berubah menjadi ketakutan yang mencekam. Mereka menyebutku babi ngepet, pencuri uang masyarakat, seolah hanya karena aku melintasi sampah-sampah di perkampungan mencari umbi dan daun segar. Tidakkah mereka tahu bahwa aku hanya makhluk yang berjuang untuk hidup?
Musim kering ini terasa begitu menyiksa. Dari satu tempat ke tempat lain, aku mencari makanan, tapi hanya mendapatkan sisa-sisa yang tak layak. Ketika melompati tas kecil yang sudah robek, suara teriakan itu mengejutkanku. "Tangkap dia! Babi ngepet!" Muncul segerombolan warga, penuh semangat, tapi semangat yang salah. Mereka tidak melihatku sebagai makhluk hidup, tetapi sebagai monster yang harus diusir."
Suara ombak bergulung-gulung memecah kesunyian, seakan menggambarkan perasaanku yang tertekan.
"Lautan, oh lautan, engkau yang tak pernah memburu seperti mereka. Di sini, aku ingin mengadu. Kenapa kenyataan hidupku harus sesulit ini? Semua yang aku lakukan hanyalah untuk bertahan hidup. Namun, ketika aku berlari, hatiku bergetar. Terasa pahit saat menyadari bahwa cara pandang mereka hanya bisa menghakimiku dengan stigma dan kebencian."
Sambil menatap ombak yang berdebur, ia merenung, mencari harapan di tengah kesedihan.
"Di antara suara ombak yang tak henti-hentinya, aku berharap suatu saat mereka bisa mengerti. Mengerti bahwa aku bukan monster. Aku hanya seekor babi, berjuang dalam dunia yang keras ini. Dan mungkin, suatu ketika, aku bisa menemukan tempat yang aman, di mana tak ada lagi teriakan yang mengejarku, dan aku bisa hidup damai, tanpa ketakutan."
Babi itu meratapi takdirnya dengan tatapan kosong, sementara lautan terus bernyanyi, menjawab ketidakpastian hidupnya dengan melodi abadi.
====
Akankah masih ada gunanya
Ketika kesinisan dalam kelola ekspresi
Yang sejak dahulu engkau selalu terdepan
Terlalu dini mendramakan keadaan sebenarnya
Seolah menutupi keserakahan dengan ingin memainkan peran legal sesuka kemauan
Keadaan masa lalu bukan lagi keadaan sekarang, seasat jaman dahulu tidak selalu jitu, merogoh dengan tangan -tangan aturan dengan sarung tangan yang mulai rapuh akan sampai pada tangannya sendiri berpeluh selembab situs megatruh.... menopang kabut dan dinginnya hembusan bayu semilir membisikkan rayu oh baru tahu...
Adakah teriakan dalam barisan ini, yang dengan lantang bicara "kami punya segalanya, termasuk caraand!; Adakah kepongahan yang terlanjur disampaikan para pemburu keuntungan menaburi siasat murahan bermuka jamak seolah menelan kepercayaan hingga menabur kebencian? Redakan dulu ambisi beregulasi tanpa arah pengendali seimbangnya rasa percaya .....
Kembali pada kenyataan kini juga sama pentingnya ; sebongkah emas dan permata tiada tampak menjadi yang paling dicari oleh gelandangan lapar di depan pertokoan sepi tanpa penghuni dan penjaja lagi... sesepi jalanan yang pernah dihuni oleh deru mesin -mesin dan pekat asapnya.... aku atau kamu atau kita dan siapa...
Akan kembali ke sana
..
M