Popular Posts

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

About



Menjadi siapa ...

Atau 

Untuk siapa....

Dalam sendiri wajah itu 

Membiarkan dirinya larut 

Suasana itu bukan miliknya 

Mungkin juga bukan milikku 

Kesana dan tidak berpikir 

Akan dua penanya yang mengawal 

Ia yang diselimuti warna seragam berkabut

Atau ia yang membagi kerenyahan suara 

Mendekat seolah sebagai penyambut 

Pun telah mengarahkan wajah tanpa cemberut 

Seakan telah dengan semua tubuh dan pandangan bersama telah menaut 

Sebagaimana gaung pengarah punya debut, seolah-olah runtut hingga semua seturut..

Hanya ia yang masih menyisa, akan bedanya kisah baru, sebuah babak lain jauh dari budi dan fantasi arus dan gelombang informasi yang mengalir di setiap sudut ruang pendatang...

Manis cerita dalam bara dan terik, baur melebur, bukan derita telah turut mencebur,

Menjadi pengalas lukisan penghias, pelengkap dirapatkan mencampur kebaruan bungkus menyekat setiap arang yang telah berubah warna kian cerah...

Ia kemari, bukan untuk dihindari ;

Ia sampaikan banyak hal bukan kebetulan,

Ia telah meluangkan...

Banyak hal dan segala macam kepentingan,

Katanya tidak terlalu penting saat ini untuk dipikirkan, perjumpaan ini sudah cukup berarti menjadi sebuah balasan, menghantar pada terindahnya keadaan...







Lewat tengah hari, usai mengisi perut dengan berjalan santai aku akan kembali ke kantor.  Kulihat seorang wanita berumur berjalan agak berat menuju ke sebuah halte.

"Selamat siang, Bu" kuhampiri dari belakang menuju sampingnya.

"Oh.. ngagetin nenek aja, udah! Nenek udah makan siang baru aja, sepertinya tidak jauh dari mejamu" dengan ramah ia menjawab.

"Nenek ini mau ke halte, atau mau belanja? Ke halte depan itu ya? " aku mencoba buka obrolan dengam beliau.

"Oh... nggak kok nak, nenek cuma mau ke halte itu!" Nenek itu menegaskan arahnya, sementara seorang pemuda yang berjalan tidak jauh di depan kita menoleh kebelakang.

"Itu cucu nenek, kami berangkat bareng tapi mama-papanya lagi ketemu partnernya di sana tadi, jadi dia nganter nenek mau ketemu teman lama, kira-kira lima menitan naik bus dari sini. Kalau kamu mau kemana nak?" semakin ramah nenek ini ternyata suka ngobrol.

"Saya mau kembali ke kantor Nek, ini cuma istirahat makan siang" kujawab dengan tetap tangannya membiarkan menggandeng tanganku.

"Dulu mama dia saya ajari untuk sering bawa bekal sendiri, biar hemat juga sehat; kamu gak tertarik untuk coba begitu? Tampak keibuan ia memberi nasehat tidak langsung kepadaku juga.

"Biasanya juga begitu, Nek; Cuma tadi bangunnya kesiangan" jawabku sambil tertawa juga menghargai idenya.

Sang cucu tampak tidak sabar berjalan dengan neneknya yang lambat, dengan sekali-kali menoleh ke belakang."Dia memang begitu kalau suruh nganter nenek, sering gak sabaran" komentar nenek yang melirik ekspresi cucunya.

"Trimakasih sudah nemenin nenek jalan ya, ini udah sampai!" sapanya ketika sudah sampai halte.

"Sama-sama nek, sekalian jalan kok Nek, say masih kira-kira lima puluh meter lagi, Ne, bye Nek...!"

Kami berpisah dan sang cucu sempat memberikan sedikit seenyum tanpa sepatah kata pun.

πŸ’

...

Pengisi semua putaran itu ternyata berjarak, ketika dihentikan tiada tampak kepadatan sebagai selimut permukaan, menyisa kekosongan tiada terhitung, disini tidak ada arti sedikitpun pinta buatmu menghitungnya....



Esensi keras sebagai pengubah juga bukan  untuk dikaji karena kebalikannyalah pengubah terindah wajah permukaan yang paling tampak...

Baginya bila setiap kawat, lempengan, pita dan pelat telah dipercaya secara ilmiah, dapat menyimpan aneka suara termasuk suaramu, hingga seiring waktu lebih dari suara, ia menunjuk segala benda disekitar yang katanya memiliki partikel serupa yang tiada disadari banyak manusia berkemampuan sama;

Sedikit orang menggunakannya, karena masuki kesadaran semacam itu bukan perkara semudah membalikkan telapak tangan, kita yang hanya orang biasa cukup melakukan hal yang biasa dan mudah dimengerti, apa anehnya?
πŸ˜™πŸ™„πŸ˜

Jenang ekspreso: Dalam Komponen: Terbawa lembut hingga relung sapaan senja menghentikan ia yang telah jauh melewati jalan panjang nan jauh dan penuh lika-liku  Parau seloroh...

Sedang sama sama duduk 

Kedua pasang mata itu mengalihkan pandangan 

Semula pada masing-masing gawainya

Tidak lama berselang matanya sudah menampakkan kelelahan, wajahnya menggambarkan sama-sama kebosanan 

"Sedang nunggu juga?" Satu pria yang lebih tampak dewasa memulai sapanya...

"Ia ini kak postingan teman yang katanya mau ditambahin belum muncul-muncul" dengan masih agak malas menjawab akhirnya obrolan dimulai juga.

"Oh kirain lagi nunggu pesanan makanan yang unik di sini?" Timpal pria itu sambil membenahi kursi kayu yang didudukinya.

"Iya juga sih Kak, soalnya ada temen cerita trus bikin penasaran mau ikutan coba, itu tadi udah pesen beberapa bungkus".

"Wah gak nyangka doyan juga ya, padahal itu makanan bahannya udah lama dan kering bahkan berjamur, warnanya juga udah gak menarik loh Dik?" Pria itu masih mencoba obrolan menggoda minat dan seleranya.

....

"Gapa Kak, $iapa tahu cocok dilidah dan nagih, oooh itu pas udah beres, ..oohhh pas juga postingan dia muncul Kak! Aku duluan ya Kak!"

"Ok , selamat menikmati,moga cocok Dik"

"Oh iya Kak, kapan - kapan mampir , kerjaku diujung jalan ini, aku lagi magang di kantor pemasaran itu, bilang aja Eliun gitu" 

Dengan lambaian ramah pria itu mengangguk dan melambaikan tangannya.

....

 

Ada komen terbersit rasa haru masih terngiang akan kedua kesempatan obrolan dengannya.. ...dalam bahasa mirip Indonesia memiliki konteksnya akan arti yang lebih utuh Ini menggambarkan perasaan yang mudah tersentuh atau tergerak secara emosional. Dengan kedatangan dan obrolan itu menunjukkan perasaan simpati atau belas kasihan terhadap seseorang atau sesuatu. Iba: Ini juga menunjukkan perasaan simpati atau belas kasihan, sering kali disertai dengan keinginan untuk membantu. Tergerak: Kata ini menggambarkan perasaan yang timbul akibat sesuatu yang menyentuh hati. Sedih: dalam bebera pa konteks, haru bisa disamakan dengan sedih, karena perasaan yang muncul bisa serupa. Selain itu, kata "haru" juga dapat digunakan dalam frasa "haru biru", yang memiliki arti yang berbeda. "Haru biru" berarti: Kerusuhan: Ini menggambarkan situasi yang kacau atau tidak teratur. Keributan: Ini menunjukkan adanya gangguan atau kekacauan. Kekacauan: Ini menggambarkan keadaan yang tidak teratur atau berantakan. Huru-hara: Ini menunjukkan adanya kerusuhan atau kekacauan
sudah berulang kali ia buat hal itu telah diingatkan tetap tanpa henti karena itu baginya berarti lagi lagi muncul kepermukaan karena ulah nekatnya susul menyusul pengabaran serupa tetap dibuatnya jadi siapa akan membiarkan terus menerus terbitnya penyelewengan dengan tidak cuma sekali mengatasnamakan penguasa #

 To summarize information quickly, follow these strategies: 


1. Skimming Techniques Headings and Subheadings: Focus on these first to understand the structure and main topics. First and Last Sentences: Often, the main idea of a paragraph is introduced in the first sentence and concluded in the last. 

2. Identify Key Information Keywords and Phrases: Look for repeated words, phrases, or jargon that signal important concepts. Highlight or Note: Use tools or techniques to mark or jot down key points as you read. 

3. Categorize Information Main Points vs. Details: Distinguish between overarching ideas and supporting information. Focus on the main points for a quick summary. Chronological or Logical Order: Understand if the content follows a timeline or a logical progression. 

4. Use Technology Text-to-Speech: Listening can sometimes help you grasp the gist faster, especially if you're also scanning the text. Summarization Tools: There are apps and extensions that can provide quick summaries, though always verify for accuracy. 

5. Practice Active Reading Ask Questions: As you read, ask yourself what the main point of each section is. Paraphrase: Try to rephrase what you've just read in your own words to ensure comprehension. 

6. Time Management Set a Timer: Give yourself a specific amount of time to summarize each section or the whole document. This can help keep your focus sharp. 

7. Develop a System Template or Format: Create a mental or physical template for summaries (e.g., Introduction, Key Points, Conclusion). Bullet Points: Use bullet points or numbered lists to quickly capture and organize thoughts. 
8. Regular Practice The more you practice summarizing, the faster and more accurate you'll become. Try summarizing news articles, academic papers, or books regularly. 

9. Understand the Audience Tailor the level of detail and language to who will read your summary. This can help in deciding what to include or omit. 

10. Review and Refine After an initial summary, quickly go over it to check if it captures the essence or if anything crucial was missed. By combining these techniques, you'll cultivate a skill for summarizing content efficiently. 

Remember, the goal is to capture the essence of the information in as few words as possible while maintaining accuracy.

nihil cara dapat secepat kilat mampu kutemukan hingga kumiliki kemampuan ala engkau, untuk mengisah bagaimana permainan satu pusaka melagukan kemeriahan diantara jubalan cahaya dan pemirsa; terlepas dari kelengkapan iringan yang tidak ditampakkan dari ketinggian tempat membidikkan arah pandang, tempat semua mata sedang tertuju...

malam itu penjaja keliling tiada muncul, penjual minuman penghangat, kacang rebus, jagung bakar dan juga yang lainnya, pengantar laku tidak tampak menunjukkan kejenuhan, semua bagai ikut dalam satu arahannya, tidak pula ia didera kantuk dengan penuhnya semangat miliknya menebar, namun itu sempat kubalikkan bukan gambaran untuk semuanya, kantuk dan kebosanan memilih tempatnya mengalir sendiri, tak ubahnya ingus juga tidak menetes ke atas, ia tetap menghampiri dengan caranya...

bila saja mimpi terhitumg sabagai banyaknya permainan yang tiada kunjung henti, akankah pelarian baru membersihkan setiap kepekatan yang memberatkan langkah kakinya yang enggan berhenti dari saat terbaiknya, diujung kemenangan... yang telah menyemukan ....

hampa dan sepi tiada laku dan nada terdengar lagi ada pinta kecil penutup maya mengangkat rentetan suara kedalaman ..... dalam senyuman kecil, ia kembali menarikan jari-jarinya, andai sempat ia tahu betapa caranya telah memelekkan banyak mata pengagum....


 

 

Keadaan yang berbeda

Tidak seperti bedamu dan bedaku 

Ini adalah yang telah membawa seisi ruang gagas...

Ambruk tidak lagi sebatas condong

Namun lebur ditengah kemana ceburan membawa dalam alur riuh gemuruh tak kunjung menentu 

Semua yang telah berada tampak terus memilih dan memilih, dengan menghimpit juga menjinjing bermacam rupa terbaik; tidak kurang yang baru datang pun turut hal yang sama 

Di bagian lain yang juga tak henti, sebenarnya dipenuhi keringat senyuman tatkala melihat mereka yang terus berdatangan untuk mengantri disambut dan dilayani....

Mereka yang tidak lagi terus mencari, mereka yang terus didatangi para pencari, untuk sampai padanya guna bertanya dan memberi banyak arti....

Siapa yang tidak mengerti, akan keletihan yang dilahirkan oleh pelaku suasana itu, ada di tempat yang berlainan, kelak juga bisa jadi bagian langkahnya, kecuali dia yang telah jauh lebih dulu mengalami hal serupa dalam jamak rupa cara.

Seperti rupa harga yang telah lama dipertaruhkan dalam setiap barang disepanjang hingga sudut gerai bahkan sampai perkantoran dan hunian dambaanπŸ—πŸ πŸ’πŸ–πŸŒ‡




Selang beberapa menit, nada panggilan diarak gelombang menuju pranala miliknya sendiri 

Belahan berharga jauh mendekatkan kisah cinta dan patriotik ke ketelinga kecil ... terdengar suara ajakan teman untuk rehat... menuju tempat bermainnya imaginasi bocah kecil 

Kami seketika terangkat memasuki kesadaran, kereta berlagu itu menari hanya dengan satu dua koin yang dimasukkan, sebagai pemantik tanpa tombol bertulis harga yang harus dibayar bos pendamping dan nyonya besar ;

Akan jarak tempuh, luput dari keinginan pemilik dan pemakai menempatkan terpentingnya eja,

Diriku melihat...

Dirimu melihat...

Mereka pun tahu.

Tempuh kendaraan itu bukan pada sebuah tempat baru, wahana itu menarik ruang pemikiran dan membangun bentuk kenangan akan ia yang ditempatkan,

Yang masih sangat jauh,  siapa yang akan membawa kita ke sana , kedewasaan telah menemukan ruang baginya, 

Sejatinya semua telah tersedia diawal, selain kita punya tenaga, menyatukan tekat dan langkah yang cuma dibilang omong kosong,

Pada waktunya mereka yang tidak menyadari dirinya sebagai penghisap sumberdaya, dan pembangun narasi pelemah tiada lebih dari kenampakkannya juga serupa sapi ompong, tidak ada lagi... kawat-kawat bekel berlapis emas hingga berlian yang murni melekat pada gigi-gigi miliknya#πŸ˜‚

"Ini aja ...? Kasir  memastikan sambil memegang sebungkus agar kepada pelanggan  di depannya.

"Ya.. itu aja, yang tidak perlu dikunyah...? Pelanggan tua itu tertawa dan lalu menutup mulutnya. Disusul pula senyum  dan ketawa kecil kasir manis dan pelanggan yang lain.

Dia bertanya pada kekasihnya 

Sepeda disandarkannya buat mendengar 

Kamu tahu itu, jawaban dinantinya 

Mencoret enam item belanja 

Bertanya lagi ia dengan mengulang;

Adakah perasaanmu berubah dipenghujung tahun ini?

Kurang buat itu semua jawaban

Tuangkanlah ditempat yang kau suka 

Itu akan akan sangat berarti 

Betarti untuk banyak keputusan lain yang lebih baik 

Ia mengerti kualitas dambaannya bukan didapat dengan berdiam...

Seperti cinta yang dihidupi buat kekasih yang lama dinantinya ..

Kasir cantik tersenyum,

Mengerti akan peristiwa yang berlangsung, bukan di mesin transaksinya...