Popular Posts

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

About

Blog Archive

Kicau Tegar Belantara Kata: Siang Malam Kita: Siang Malam     kapan lagi ya .... Siang datang bergantian dengan malam itu rekaman mata dan pikiran kita ditempat yang sama...


Mudah diucap orang
Kadang jadi pilihan
Kata untuk meringankan
Bagian beban pikiran

Jangan lupa daratan
Jangan lupa diri juga
Semat pesan terjaga
Ada kesiapan selalu
Terbuka untuk jalanmu

Dalam sepi cinta disana
Kembali selalu hanya untukmu
Dengan caranya memulai
Segala gerak biar rangkaknya
Tak pula tampak diremang cuaca
Kilau pancar dipunggungnya
Bukanlah beban baginya mengibas
Perintang dan penghalang bila saja
Kau pinta dengan cintamu

Tidak mengapa jika arah
Mencincang daging terbaik
Yang menjadi saji kesukaan waktu senja
Karena engkau adalah kemustahilan itu
Yang baginya telah rela datang padanya
Apa adanya dengan cara yang disukanya
Sebuah nama yang baginya tercepat
Untuk membuatnya mengerti kedalaman
Hati dan jiwanyak....



Isinya yang
Pasti spesial
Walau tak tampak

Lezat
Juga nikmat
Empuk ditambah
Kekenyalan hmmmm.

Manis
Lembut
Mengandung
Sedikit rasa gurih.




Menunjuk matamu ke sana
Tempat yang belakangan menarik
Menjadi perhatian dan perbincangan
Untuk kita datangi walau hanya sejenak

Hangat mentari saat itu
Memberanikan kita melangkah
Tanpa harus menyewa kendaraan
Kaki kita masih ringan menggapai ke sana

Tidak mengapa kita direndam keringat
Dalam langkah bersama yang bahagia
Bergandengan tangan sesekali disela
Kita membicarakan banyak hal yang indah

Terbuka banyak pintu cerita mengalir
Bebas tanpa harus memikir reputasi
Apalagi mencari sensasi demi gengsi
Adalah kata bahagia dan aman bersama sepanjang langkah kita saja

Tanpa terasa jajaran panjang
Sudah di depan mata kita
Aneka pandangan memberi goda
Gemerlap oleh-oleh dan jajanan kesukaan yang sekonyong-konyong kau cicipkan manisnya dengan suappanmu.
















Dibalik awan mimpikah?: Untuk siapa lagi Mereka menyembunyikan tanya  Pentingkah kedatangannya di sana  dan haruskah sebanyak itu barisannya Tanya ke...
Bener bener bikin kopi
Sambil ngopi tembang ok.



Tanpa ditunjuk dengan jari
Atau dengan menggambarnya
Semua mata sudah bisa menggambarkan
Pikirannya sendiri demikian wajah demi wajah kau bawa dalam barisan panjang itu

Antara mereka berdiri adalah jarak
Ruang yang menyekat keberadaannya
Esok akan menjadi cerita indah bagi mereka pencintanya
Rancu tatkala bentuk yang hanya sebuah nama dikejauhan telah merunduk dari ketinggiannya mendekati mejamu
Sangat dekat dengan hidung gingham sedapnya hidangan menggoda lidah
Memanggil perut dengan daya yang dipenuhi goda bagai akan segera melahap semuanya tanpa harus repot dan susah
Menggapai penuhnya cerna.

Bulatan yang tidak utuh melingkar termatangkan dalam bentuk rupa baru penuh lapisan pelezat menambah nikmat saat terlumat empuknya  dalam gigitan , kunyahan dan kecapan sang pelahap. Enggan menamai elips atau lingkaran benjol dan sepadannya tidak menjadi penting saat rasa dipilih jadi segalanya oleh lidah yang me many menanti.
===

Nggak semua pastinya ...
Buat yang doyan pedas
Pedas sambal alami
Diracik campuran alami
Dengan rasa spesial tauco
Ada bau istimewa bagi penyuka

Sengat cabe dan asinnya itu bro... hmmmm ancaman bagi penggemar maunya nambah terus.
                                                   com~mri


Masih belum terlalu gelap
Ada yang lagi bikin penasaran
Tak ingin hanya sebatas melewati
Waktu liburan tanpa kenangan
Yang dapat dikatakan mengesan

Sama sekali tidak menyangka
Ketika harus dikejutkan dengan
Sebuah peristiwa saat tiba-tiba
Cairan putih menyembur kemuka
Sekonyong-konyong pandangan menjadi
Tidak begitu jelas dan membuat hingga
Genggaman ini lebih mengeras tanpa
Sengaja remasannya dan membuat
Semburan berikutnya lebih kencang lagi
Juga tanpa kuduga sebagian mengenai
Hidung dan mulut dan langsung terasa
Ada rasa sedikit manis bercampur dengan rasa gurih tanpa ada asin yang menyengat.

Setelah berhenti dan sadar tangan mengendurkan remasan, barulah sadar dan bisa menertawakan diri sendiri.
Maklumlah baru sekali mencoba olahan dengan cara tradisional, dan mencoba langsung bagaimana membuat santan dengan alat sederhana yang bernama parut hingga memeras dengan perlahan -lahan seharusnya, untuk kemudian disaring dan ditampung . ☺


Menanya dengan maksud
Makanya ia lalu mendekat
Tentu usai ia mengerti maksudnya
Tentang tanya hanya tanya
Ingin  jelas ada jawaban bukan lagi yang didapat sebuah umpatan kotor
Sweetie tahu kucing dan yang baru tak sedap lainnya apalagi ada dampratan
Atau orang debut sebuah geplakan

Goyang lidah menambah arti
Bagai dangdut pengisi negeri
Disuka orang disana-sini
Ada juga kesan bertambah dalam laju dan kemeriahannya beriring jalan
Goyang punya cara bercerita bagi penggemarnya
Dongkrak ketenaran dicucur keringat
Bukan mudah bagai membalik telapak tangan, hingga menjadi icon teman menjauh luas mengisi jaman.

Cinta iNi didalamn juga dilidah, ada sua dan ada pisah mencari cara teman berseberang jauh  senandung cinta mengecap rasa manis berbungkus untuk semua, biar ada rasa kita pernah bersama.





Sedang sibukkah engkau
So harus bagaimana
Membacalah sambil lalu
Jangan ada kata ini jadi
Mengusik bisnismu
Kerja sedang jadi pilihanmu

Mencari untung besar
Dengan sekeras kamu bisa
Ide yang masih  dikepala
Atau yang sudah di laptop
Yang di smartphone atau cloud
Jangan jadi sia-sia hanya karena
Hal yang kecil dan tidak penting

Perkara sambel atau sambal kesukaan yang mungkin merangsang nafsu makan saja bisa urung atau tunda apabila menghambat laju konsentrasimu.
Ini tidak mengada-ada dan sekali lagi cukup sambil lalu membacanya  karena yang sedang kau kerjakan jauh lebih penting, daripada membahas masakan yang belum ada di depan mata, atau dimeja anda lebih baik kembali ke tujuan awal yang mungkin saja untung besar dibuat anda setelah ini, dengan cara mudah bahkan lebih mudah dan cepat.

Lamunan berlalu
Saat jari-jari kecil
Mulai meliukkan arah
Pada tutup yang terbuka
Menuju babak baru
Penggilingan bersuara kriuk
Berbalik dari tawaran judul
Pekat makanan telah berganti
Ketebalan telah bergeser karenannya
Dentingan jam dinding tua menanda
Kunyahan demi kunyahan pertanda
Tipis-tipis bentuk telah dilumatkan
Eja gurihnya bertabur manisnya alam
Kesamaan pada kebaikan yang beriring
Tak lagi untuk dipertentangkan menerus
Cerna awal boleh menyuar keripik hancur
Lidah tetap menimba ludah dalam turut mengecap arti nikmatnya rasa
Ramae celoteh tetap disela - sela, dapat dinama bagian hingar bingar ungkapan hati yang gembira.
Wallpapers.info 

Kendati ini nama
Ia bukanlah pedati
Yang dapat dinaiki

Meskipun dapat dilihat
Ia bukanlah merupakan
Bagian cerita untuk disantap

Walau pun is berbentuk
Bukan pula ia harus diraba
Untuk hanya meyakinkan mata

Namun bagian hidang terbaik
Ada yang pasti membutuhkannya
Saat nyala darinya harus mematangkan



Buatan baru itu
Bercara yang lama
Mengerti akan pertandingan
Memenangkannya dengan anggun
Elegi kisah tangan mengusap rupawan
Kekar kuat bukan pentas keras
Diatas sebuah ring pertarungan tinju
Penerang - penerang bukan membidik
Cucur keringat dan otot-otot perkasa
Kelembutan yang dibalik mata
Berhasrat mengisi setiap rangkaian
Cakram -cakram penyaji menu
Mengasap sejak subuh hingga mencapai
Hari gelap terkadang sampai kepagi lagi
Tanpa pemecahan pemutar itu berada
Bentuk tertuang kini mengental
Taburan -taburan menyedap melapis
Warna yang baru juga bertambah rasa
Tawa gembira semua mata usai mengecap
Walau kelana belum usai ditengah pesta
Sebagian mata menjauh bukan menyingkir
Mengguratkan eja cerita melengkap lidah
Yang telah dimanjakan olahan bangsawan.




Ini beda
Bukan nama
Hanya ada
Bagian sama
Beda wujud
Nada berat
Beda masa
Beda guna
Banyak beda
Jika ada
Yang sama
Karena pantulan
Dari cahaya 
Orang sering bilang
Jadi lekat dalam cerita
Ulang diulang berbagai cara
Ide mengolah hingga menyaji
Cicip dilidah menambah lagi

Tumbuh besar tanpa ada
Orang hanya berlalu lalang
Dalam tanah tanpa keluar
Hingga saat telah membesar
Cukup pantas disebut umur

Nama umbi hanyalah nama
Hanya akar ujud kecilnya
Ia mengembang dalam diam
Pohon cerita mistar ukuran
Untuk gambarkan kelayakannya

Pihak mana yang melirik
Tidak cuma satu saja
Arah sebagai lingkar
Jalan yang telah bertemu

Kerangka tanpa daging
Juga tanpa penutup kulit
Tidak makan roti jagung lagi
Ala alay berondong
Melahap harapan terbaik
Bagai pemenang bayangan

Terperangah dalam pesona cinta

...
..
.
.wsttrnkn
Cef aomp snaon

Diluar biasa
Lidah menjumpa
Rasa menempel
Pedas dilidah
Hingga kebibir
Ujud memerahkan
Tetaplah merah
Cabai diletak
Tanpa dijamah
Sibuk tumbuk
Sibuah tomat
Tabur hingga aduk
Utuh menyatu
Siput merona
Liur lalu terjulur
Bersama lidah
Mengecap enak.

Emang
Sesederhana itu
Kawan
punya mau
Tengoklah sejenak

Bagai laba-laba
Ia ringan kesana kemari
Melewati jalan yangkecil
Ditempat tinggi itu

Seringan kapas ia melayang
Terhembus angin diberanda
Jauh melenting lebih tinggi
Dari atap bungalo tua itu

Laksana harum manis
gula-gula buatan putaran mesin
yang sudah menua di taman wisata
kini memberi aneka cantik rupa warna



Terusir dan haru semua memandang
Kenampakan sayu wajah berkisah
Sandiwara kehidupan di atas panggung
Dilukis jari-jari kecil mengeja petualangan
Pertempuran jaman yang membiaskan
Morat-marit sepadan kocar-kacir dipilih
Oleh kendaraan dua dunia yang muncul
Serta memporakporandakan lawan
Berjibaku bertahan dalam ketidakpastian
Bertubi serangan juga dari tempat
Yang tidak diperkirakan dalam strategi.

Kekuatan dipertanyakan mendasar
Seperti sepatu besi tak lagi seutuhnya
Mampu digerakkan digadang minuman
Minuman yang tertahan oleh perintang.

Sang kekuatan berurat baja
Merambat sangat cepat berantai langit
Beranak luas sekehendak hembusan
Angin meluaskan genggam sekuat-kuat
Lilitan luasnya laksana meremukkan perlahan
Tulang-tulang pertahanan musuh.
......


Apa yang bisa diandalkan...
Kepada siapa lagi...
Beranjak ia melangkahkan kaki...

Pucuk-pucuk daun
Yang dilewatinya menyaksikan
Kegundahan yang berpendar
Dalamnyanya rasa menuruni
Lembabnya tanah bagai dirasakannya

mengerti...
seperti sangat lekat
pijakan melintasi permukaan
bening air hingga bebatuan
menyatunya sapa diamnya....

langkah demi langkah
berpayung dedaunan lebat
ditabur mentari lewat setiap celah
seperti gambaran pagi yang berlalu
kini dibiarkannya bebas....
menjadi miliknya nuansa sore....
yang baginya boleh punya kisahnya
sebelum direbut malam yang gelap....